SISTEM REPRODUKSI


REPRODUKSI GENERATIF PADA SPERMATOPHYTA


1.     PENDAHULUAN

Makhluk hidup khususnya tumbuhan mempunyai ciri/sifat, antara lain : tumbuh dan berkembang, bernapas, bergerak, mampu membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis,  peka terhadap rangsang (iritabilitas), melakukan adaptasi, mengeluarkan zat sisa (ekskresi), membutuhkan habitat (tempat tinggal) dan berkembang biak (Reproduksi). Reproduksi pada tumbuhan terdiri atas Reproduksi Vegetatif dan Reproduksi Generatif. Kejadian meiosis dengan pembentukan gamet kadangkala terpisah. Tanaman berbunga umumnya adalah sporofit. Sporofit menghasilkan bunga, dan beberapa sel pada bunga menghasilkan sel induk spora (sel induk mikrospora dan sel induk megaspora yang diploid. Sel-sel spora tersebut kemudian membelah secara mitosis menghasilkan gametofit (bagian tanaman atau bunga yang menghasilkan gamet) yang haploid.
Alat kelamin pada tumbuhan darat, misalnya Gymnospermae dan Angiospermae adalah bunga. Suatu struktur bunga lengkap terdiri dari alat kelamin betina yang dinamakan Putik (pistillum), alat kelamin jantan yang dinamakan Benang Sari (stamen), dan dilengkapi dengan perhiasan bunga (mahkota bunga dan kelopak bunga). Putik atau alat kelamin betina tersusun dari bakal buah (Ovarium), tangkai putik (stilus), dan kepala putik (stigma). Bakal bunga terletak di atas atau di bawah dasar bunga. Bakal buah merupakan tempat sel telur berkembang, kemudian diikuti dengan pembuahan dan perkembangan biji. Struktur bakal buah menyempit menjadi tangkai putik (stilus). Tangkai putik berisi buluh serbuk sari saat terjadi penyerbukan. Tangkai putik putik berujung pada kepala putik. Kepala putik merupakan tempat jatuhnya serbuk sari. Benang sari tersusun dari tangkai sari (filamen) dan kepala sari (anthera). Di kepala kantung sari terdapat ruang-ruang sari. Kepala sari merupakan tempat butir-butir serbuk sari (polen) berkembang.