Senin, 30 Agustus 2010

PLANTAE


KINGDOM PLANTAE
(DUNIA TUMBUHAN)

A.              PENDAHULUAN
Kingdom Plantae meliputi organisme multiseluler yang telah terdiferensiasi, eukariotik dan sel-selnya memiliki dinding sel selulosa. Hampir seluruh anggota Plantae selnya memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof atau dapat menyusun makanan sendiri. Yang termasuk Plantae adalah lumut, tumbuhan Paku, dan tumbuhan biji.
Lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji umumnya termasuk tumbuhan darat. Mereka mempunyai berbagai masalah, yaitu menyangga berat tubuhnya sendiri, melindungi jaringan tubuh dan alat reproduksi dari kekeringan, mendapatkan air dan makanan dari tanah, serta mentransportasikannya ke daun dan bagian lainnya. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, tumbuhan darat memerlukan struktur tubuh dan fisiologi yang lebih kompleks dibandingkan dengan tumbuhan air.
Berikut ini akan kita bahas satu per satu, yaitu Tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
B.             TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
Lumut termasuk divisi Bryophyta. Bryophyta berasal dari bahasa Yunani bryon yang berarti “tumbuhan lumut”. Pada umumnya lumut berwarna hijau, karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dapat dibedakan antara sporofit dan gametofitnya.
Lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus. Ada ahli botani yang menganggap lumut merupakan perkembangan dari ganggang hijau yang berbentuk filamen.
Lumut melakukan dua adaptasi yang memungkinkannya untuk tumbuh di tanah, yaitu pertama tubuhnya diselubungi oleh kutikula lilin sehingga dapat mengurangi penguapan dari tubuhnya. Kedua, gamet-gametnya berkembang di dalam gametangia sehingga zigot hasil fertilisasinya berkembang di dalam jaket pelindung.
Oleh karena lumut belum mempunyai jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi. Setelah air masuk ke tubuh lumut kemudian didistribusikan ke bagian-bagian tumbuhan baik secara difusi, dengan daya kapilaritas, maupun aliran sitoplasma. Sistem pengangkutan air seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup di rawa dan tempat-tempat teduh. Lumut tidak pernah berukuran tinggi dan besar, kebanyakan tingginya kurang dari 20 cm.

1.   Ciri-ciri Tubuh
Ciri-ciri tubuh lumut adalah sebagai berikut :
a.    Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa
b.    Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya (anteredium maupun arkegoniumnya) terutama susunan arkegoniumnya. Arkegoniumnya mempunyai susunan khas yang juga kita jumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta). Oleh sebab itu bryophyta dan pteridophyta disebut pula arkegoniata
c.    Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda-beda. Jika batangnya dilihat secara melintang tampak  bagian-bagian  sebagai berikut :
1.    selapis sel kulit, beberapa sel di antaranya memanjang membentuk rizoid-rizoid epidermis.
2.    lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks
3.    silinder pusat, terdiri dari sel-sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam-garam mineral (makanan)
d.    Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel-sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Di antaranya terdapat sel-sel mati yang besar dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel yang mati ini berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan.
e.    Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh sengan sebuah sel pemula di puncaknya. Sel pemula ini biasanya berbentuk bidang empat (tetrader = kerucut terbalik) dan membentuk sel-sel baru ke tiga arah menurut sisinya. Ukuran lumut yang terbatas mungkin disebabkan tidak adanya sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.
f.     Rizoid tampak seperti rambut/benang-benang, berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang, kadang-kadang dengan sekat yang tidak sempurna.
g.    Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas :
1.    Vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2.    Seta atau tangkai
3.    Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora
4.    Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora
5.    Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Sporofit tumbuh pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintetis, tetapi juga mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya melekat. Meiosis terjadi dalam kapsul matang pada sporofit, menghasilkan spora haploid. Spora lumut terbungkus dinding khusus yang tahan terhadap perusakan alam. Spora dapat bertahan lama dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Gametofit berbentuk seperti daun dan dibagian bawahnya terdapat rizoid sebagai pengganti akar. Jika sporofit sedang tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteredium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
2.   Reproduksi
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut :
a). Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel ini membelah menghasilkan sel telur.
b). Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel-sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar sel induk spermatozoid. Sel induk ini membelah secara meiosis dan menghasilkan spermatozoid-spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek; sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat dua bulu cambuk.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis berlangsung seperti seperti pada skema di bawah ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar